Home
Archive for
September 2011
7 Tahun sudah terlewati
Untuk sebuah perjuangan harga diri
Untuk memperjuangkan harkat martabat diri
Tidak, ternyata lebih dari 1 abad untuk memperjuangkannya
Ketika harga diri tak lebih dari sekedar alas kaki
Yang telah kumal dan layak buang
Tidak, harusnya lebih mahal dari sekedar alas kaki!
Hati tak nyaman, raga tak nyaman
Ketika hak-hak diri ini masih dipertanyakan
Apa lagi yang mesti dipertanyakan?!
Ini adalah yang saya sudah punyai sejak masih dalam kandungan seorang ibu yang malang!
Ini adalah nyawa yang saya pegang dengan tangan-tangan yang berlumuran darah!
Ini adalah harga diri saya yang akan saya jaga dengan setiap pena yang menari diatas kertas!
Ini adalah bukti bahwa saya adalah manusia!
Jadi, mengapa masih dipertanyakan?
Tidak perlu darah tertumpah
Tidak juga dengan menggugurkan bunga-bunga
Tidak juga dengan peluru-peluru besi itu
Tidak juga dengan arsenik
Untuk sebuah perjuangan harga diri
Masihkan ini perlu dipertanyakan?
20 September 2011, Depan Ekspentagon UPI, dalam pikiran
Me : Hohoi katanya les bahasa korea ya? :o
She: Iya dong, biasalah koreaholic XDMe : coba sekarang ngomong bahasa korea ^_^
She: Hmm apa ya? misalnya,,, saranghae~ :3
Me : Trus? =_=
She: Saranghaeyo~ :3
Me : Trus? apa lagi? =_="
She: Saranghamnida~ hehehehe :3
Me : Itu doang? Bah! Gitu mugh gw juga bisa nih. Saranghaeyo~ Saranghaeyo~ ~_~
She : Na-do sarang hae ~ :3
Me : Hah? apaan? apaan? gw gak denger lo ngomong apaan?
She: Ihh dasar ih jadi cowok gak peka ihh -.-
Me : Lha apa hubungannya? -_-"
She: Ihhh watir ihh meuni gak peka, jadi perjaka tua lo klo gtu mulu -.-
Me: =_=" ??? Cewek aneh~ -0-
Sabtu kelabu...
Mendungnya langit menambah warna kelabu dalam setiap sisi hati...
Tidak hitam maupun putih...
Hanya kelabu...
Dan hujan pun turun dari setiap celah langit itu...
Menambah rasa kegalauan hati...
"Oh Tuhan, apalah maksud semua ini...
Untuk setiap mereka yang datang mengisi ruang hati...
Yang telah menanam akar didalamnya...
Yang telah menyiraminya dengan harapan dan asa...
Kini mereka pula yang mencabutnya...
Dan membiarkannya kering kerontang dimakan waktu...
Hati ini sakit, Tuhan..."
Sejenak hujan pun perlahan senyap...
Dari kelabu menjadi secerah pagi...
Dan sebuah jembatan 7 warna itu pun muncul...
Sebuah pelangi nan indah...
Akankah ada seseorang dibalik pelangi itu...?
Yang melihat segala duka dan keputusasaan ini...
Yang kan datang dan mengajakku menyeberangi jembatan 7 warna...
Menanam akarnya dan menumbuhinya kembali dengan harapan baru...
Menyuburkan kembali hati yang hampir mati...
Dengan senyum hangat itu...
Aku rasa esok kan masih ada mentari...
Langganan:
Postingan
(
Atom
)