Sebuah Kesempatan Part 1

Beberapa waktu lalu Saya berambisi untuk mengikuti Call For Paper. Saya begitu berambisi setelah melihat teman-teman saya yang satu UKM dengan saya (UKM LEPPIM UPI - semacam 'Science Club' cuman tingkat Universitas di UPI :D ) paper-nya lolos dalam suatu konferensi di Malaysia. Saya berpikir bahwa itu sangat luar biasa. Bayangkan, seorang Mahasiswa, masih mahasiswa, berbicara dihadapan banyak orang, membicarakan hal-hal ilmiah, menyampaikan idenya, dan profesor-profesor - atau orang 'besar' lainnya mendengarkan ceramahnya,  dari berbagai latar belakang dan negara! "Wow!" hanya itu yang bisa saya bayangkan. Betapa luar biasanya ketika karya kita bisa disampaikan di pertemuan orang-orang luar biasa seperti itu! Lalu saya mulai berpikir lagi, bahwa mungkin inilah saatnya saya harus mengambil langkah besar dalam karir akademik saya: Saya harus bisa membuat paper dan berbicara di konferensi Internasional! Maka dimulailah 'petualangan' ini.

Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari konferensi mana yang menurut saya sesuai dengan  bidang saya - Matematika. Well, if you know, mathematics is not simple subject. Ada lebih dari ratusan - mungkin ribuan - topik yang bisa diambil dari ilmu yang satu ini. Mau penelitian sosial dengan matematika? Di ekonomi ada ekonometri, ekonofisika dan matematika ekonomi. Di sosiologi ada matematika sosiologi dan sosiologi komputasi. Di sejarah ada sejarah matematika. Di ilmu IPA sendiri lebih banyak. Kalo di Fisika ada fisika matematika - saya rasa hampir di seluruh ilmu ini ada matematikanya ==". Di biologi - yang katanya gak ada matematikanya (setidaknya ini salah satu alasan yang saya dapat ketika saya tanya 'kenapa masuk jurusan biologi?' :D ) - ada biostatistika, aljabar biologi, topologi biologi dan matematika biologi. Di kimia, hampir sama dengan fisika, hampir semua ilmu di kimia menggunakan matematika. Di ilmu komputer? Mathematics idea are the foundation of this branch of science! Teori koding, algoritma dan pemrogramman, teori bahasa dan automata, dan lain sebagainya menggunakan matematika. Apakah dalam penelitian bahasa juga ada? Ada dong! Natural Language Processing use math, Computational Linguistics use math, Mathematical Linguistics use math! Almost every branch of science use math! Itulah mengapa matematika dikatakan sebagai ratu dari ilmu pengetahuan. OK, kembali ke topik pembicaraan, saya mendapat beberapa konferensi yang menurut saya cocok, salah satunya adalah The fourth Symposium Mathematics and Applications 2013 di Serbia. Dalam konferensi itu saya mengambil topik Mathematics and Informatics in Education. Mengapa saya mengambil topik ini karena saya memiliki suatu visi: bagaimana cara mengajarkan pembuktian matematika yang menyenangkan menggunakan teknologi. Maka dalam waktu 3 minggu sebelum tanggal deadline saya banyak membaca buku mengenai pendidikan matematika, pemrograman dan berbagai buku logika simbolik yang tebalnya lebih dari 300 halaman.



Seperti yang saya harapkan, paper yang berupa abstrak tersebut sudah jadi dan siap dikirim. Hampir 1 minggu saya menunggu jawaban dari pihak panitia disana. Belum ada jawaban. Saya sempat berkonsultasi dengan teman saya yang sudah punya pengalaman ikut CFP sebelumnya. Katanya, kalo paper kita diterima, pihak panitia disana akan mengirim LoA (Letter of Acceptance) dan biasanya memang lama banget kita menerima LoA sejak dari tanggal deadline yang telah ditentukan. Akhirnya, saya terpaksa menunggu 1 minggu lagi. Setelah 2 minggu berlalu belum ada juga jawaban dari pihak panitia di sana, saya berkesimpulan: paper saya ditolak. Fiuhh~ ~__~"

Setelah penolakan atas paper saya, saya kembali merenungkan apa yang kurang dari paper saya sehingga ditolak. Dalam masa-masa perenugnan saya kembali mencari konferensi yang mengadakan CFP lainnya. 1st Interdisciplinary International Conference on Research and Education: Challenges Toward the Future di Albania adalah salah satu konferensi yang akan saya coba untuk menembus paper saya.



Dengan sedikit memperbaikinya disana dan disini paper yang sebelumnya ditolak, mengisi formulir aplikasi, lalu kirim lewat email. Akhirnya saya kembali harus menjalani hal yang paling membosankan: menunggu. Ada lebih dari 2 minggu saya menunggu jawaban dari pihak panitia disana, sampai akhirnya, paper saya diterima! :D


Well, awalnya saya juga bingung arti tulisannya: Ok, materialin e mora. Vazhdoni me proceduren e pageses  dhe dergoni faturen e skanuar! Jozefi. Setelah saya menggunakan Google translate, akhirnya saya tau artinya apa, yaitu 'Ok, I got the material. Continue with the procedure of payment and send the scanned bill! Joseph'. YES! YES! YES! Akhirnya! Akhirnya paper saya diterima! Cihuy! Cihuy! Walau senang, saya merasa aneh mengapa paper saya diterima padahal saya mengirim paper saya saat itu bukan pada saat abstract submission tapi draft paper submission, tapi mungkin aja ini hari keberuntungan saya. Tapi, ett tunggu dulu. Ada beberapa masalah lainnya yang perlu saya pikirkan kembali, pertama adalah bagaimana saya bisa membayar biaya administrasi untuk mengikuti CFP ini. 

Dari situsnya diperoleh informasi bahwa biaya pendaftaran setelah 10 Mei adalah 70 Euro atau sekitar Rp. 886.863,63 atau sekitar Rp. 887.000,00. Hmm cukup murah untuk ikut CFP internasional ini. Mungkin karena masih the First Conference jadinya murah :D asyikk~. Tapi, masalah selanjutnya pun muncul: Saya gak punya paspor! Damn! Gimana nih?! Sekejap, saya langsung konsultasi ke teman saya yang pernah ikut CFP sebelumnya. Katanya sih bikin Paspor nya murah, cuman 200 ribu dan biasanya baru jadi setelah satu minggu. Hoho, ternyata murah juga (lumayan murah lah~). Teman saya merekomendasikan klo pembuatan paspor mending secara online. Ya sudah, langsung aja saya membuat paspor online di situs Layanan Paspor Online. Setelah melakukan proses pendaftaran paspor yang melelahkan, akhirnya saya bisa sedikit lebih santai.

Lama saya membayangkan betapa asyiknya, betapa kerennya, saya yang masih mahasiswa tingkat 2, mengikuti CFP di luar negeri. Wow. Tiba-tiba saya teringat hal yang terlupakan: Tiket pesawat! Langsung saya membuka notebook dan mencari tiket pesawat Jakarta-Albania. Buset~ harga tiket paling murah Rp15,790.000! Itu pun gak langsung di kota yang saya tuju nantinya, Shkodra. Pasti bakal lebih dari Rp 17.000.000 agar semua biaya transport terpenuhi. Ditambah, saya lupa dengan uang saku! T_T Biarpun konferensi ini hanya berlangsung 2 hari, tapi tentunya uang saku adalah hal yang paling penting. Gak lucu kan capek-capek pergi kesana ngemis-ngemis di jalan buat beli makanan -__-". Belum lagi biaya penginapan! Salah satu hotel yang saya cek harga penginapan permalam ada 25 Euro per malam, nginep 3 malam berarti ada sekitar 75 Euro atau Rp 950.798,85! Lebih mahal dari biaya administrasi ke konferensi-nya nyuu~ T.T Saya pusing, ada begitu banyak biaya yang dibutuhkan untuk ikut konferensi yang satu ini. Kalo dijumlahkan seluruh biayanya ada sekitar Rp 19.037.000,00! Arghhh damn! Gak semurah yang saya kira! Darimana saya bisa dapet biaya segitu besarnya huuu~ T_T.

Lama saya kembali merenungkan 'kegalauan' ini. Saya teringat teman saya lagi. Saya teringat dulu dia mendapat dana talangan dari Universitas. Wah, bagaimana kalo saya coba dulu minta dana talangan ke univ? Siapa tau dapet :3 Walau sebenarnya agak ragu sih, apakah pihak univ saya mau menutupi dana yang begitu besar -_-". Saya harus benar-benar bisa memberikan bukti yang cukup kuat bahwa saya dapat menerima dana talangan dari pihak kampus. Saya teringat satu hal: LoA! Mana Letter of Acceptance-nya! \(">.<)/ Saya cek e-mail dari panitia, disana tidak di attach file apapun. Sial, pasti ada yang salah disini! Saya coba kirim e-mail ke koordinator disana, beberapa hari kemudian dibales sebagai berikut


Dia cuman bilang 'Ok, diterima. You are welcome!'. Grr.... I need that damn letter! \(>.<)/ Gimana nih! Gimana nih! Saya telah mengirim ulang pesan saya bahwa saya butuh Letter of Acceptance, tapi malah gak digubris. Well, saya ngerasa ada yang gak beres. Waktu tinggal beberapa hari lagi. Saya coba konsultasi lagi ke teman saya kira-kira dulu bagaimana ketika papernya dia diterima buat konferensi. Katanya sih ada surat LoA dari pihak koordinator. Wahh... why it not happen to me T_T Saya kembali 'galau'. Saya mengingat kejanggalan yang terjadi beberapa hari yang lalu. Paper saya yang masih berupa abstraksinya aja diterima walau saya seharusnya pada tanggal 4 Mei (1 hari sebelum deadline) saya mengirim draft paper. Saya menduga, mungkinkah ada oknum panitia disana sengaja memanfaatkan momen ini untuk menipu saya? Saya tidak begitu yakin tapi bagaimana kalo terjadi? Damn it! Damn it! Damn it! Saya mulai merasa mungkin ini bukanlah 'keberuntungan' yang saya dapat karena hasil karya saya itu T_T. Akhirnya saya merelakan saja tanpa memperjuangkannya kembali.

Beberapa hari berlalu dengan menahan rasa galau dihati. Pas saya mengecek e-mail saya, saya kembali mendapat surat dari pihak koordinator konferensi tersebut. Kaget. What the heel is this?! Saya buka e-mail tersebut dan ini isinya.



Deg. Jadwal dan petunjuk Konferensi! Kok mereka masih ngirim ini ke saya padahal saya kan belum bayar biaya administrasi? Saya lihat disana ada file yang di-attach. Saya download deh tu file-nya dan ternyata benar apa yang saya duga. Ini jadwal konferensi tiap pemakalah! Deg deg! *glek* Saya coba mencari nama saya di semua file yang ada. Takutnya memang benar adanya saya keterima menjadi pemakalah. Dan ternyata, apa yang saya pikirkan benar adanya. Saya ada didalam jadwal!


....
....
....
AAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...!!! Paper saya benar-benar diterima! Dan sudah dijadwal pula! Saya berbicara di topik New Method in Teaching and Learning, dari jam 14:20 - 16:10, pemakalah ke-7, Oral Presentation (lihat huruf 'O' pada tabel Format O/V/P). Saya makin galau, rasanya pengen nyemplung ke bak mandi. Ternyata apa yang saya perjuangkan dan akhirnya di sia-siakan karna suatu sebab benar adanya. Tapi, ya sudahlah, semua sudah terjadi. Saya diterima walau sebenarnya tidak ada LoA dari koordinator. Fiuhh~ -_-"

Saya menganggap ini sebagai pelajaran pertama saya untuk melangkah lebih maju, lebih besar, lebih baik dari yang sebelumnya. Saya tetap mencoba mencari kesempatan yang ada dan terus memperbaiki kesempatan. Saya juga mulai banyak menulis karya-karya yang lain. Walau kebanyakan masih berupa konsep mentah, saya tetap akan memperjuangkan karya saya. Dan ternyata itu benar-benar membuahkan hasil! Mau tau kesempatan apa yang saya dapat kali ini? Tunggu di part 2 ya :D hehehehe

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Seorang sarjana matematika yang merangkap menjadi guru bimbel dan konsultan statistika untuk mencari sesuap nasi. Pecinta angka dan selalu terpaku pada pola matematis. Selalu berfikir bahwa dengan menjadi sok tau adalah motivasi terbesar untuk menjadi lebih tau. Ingin kenal lebih jauh cari di about.me/hadimaster

1 komentar:

  1. wah menarik sekali, hebat banget kamu ka. Semoga nanti di kesempatan kedua dan seterusnya bisa tercapai. Aamiin

    BalasHapus

Your Comment, Please :D