Hmmm sebenarnya sih masih banyak banget rencana yang bakal dibuat dan prioritas nya pasti bakal berubah tergantung sikon (situasi kondisi). Yahh karena hari ini blom selesai terpaksa kita lanjutkan besok deh (~.~). Ya mo gimana lagi, capek banget nih otak diperes mulu dari tadi pagi ampe skarang, ya smoga aja besok bisa lancar kembali (^_^). Met Malem semuanya...!!!

Fisika? hmmm... bicara soal this thing maka kita semua pasti akan membayangkan sebuah pelajaran yang berisi buaaaanyaakkkk kumpulan rumus yang dapat atau bisa dibilang cukup banyak (Cukup?!). Yappsss, begitulah fisika, pelajaran yang tidak pernah lepas dari rumus-rumus gak jelas, basi, dan aneh. Yaa anehlahhh.... ngapain coba ngitung-ngitung kecepatan bola yang dilempar keatas, atau ngitung-ngitung energi potensial benda yang jatuh, atau malah ngitung-ngitung besar momen gaya sebuah kunci inggris :P wewww... rasanya kayak gak ada kerjaan aja tuh orang-orang fisika.

Tapi sebelumnya, sori dulu buat yang suka ama pelajaran yang atu ini, bukan berarti gue menulis tulisan ini untuk mengejek atau menyindir orang-orang yang suka dengan pelajaran ini coz gue sendiri suka sama pelajaran ini. Why? why you like this lesson? hmmm awalnya juga aneh sih mengapa gue bisa suka ama pelajaran fisika coz gue ngerasa gak banget lah ya belajar fisika kan buat para geek atau kutu buku gitu (:P) (sori sekali lagi buat yang menggandrungi pelajaran fisika, karena menurut gue fisika dipelajari sama anak-anak kutu buku).

But, eng-ing-eng.... entah kenapa tiba-tiba gue bisa suka ama ini pelajaran, padahal awalnya benci banget loh. Tapi entah mengapa gue bisa jatuh hati ama ini pelajaran ampe sekarang masih teka-teki bagi gue (^_^). Awalnya ketertarikan gue ama fisika tuh berawal dari 2 buah buku Fisika setebal lebih dari 600 halaman karya Tipler, seorang ilmuwan kebangsaan Amerika. Awalnya sih ngeliat tuh buku aja udah mumet, apa lagi ngebacanya (>.<). Tapi...setelah aku memahami bagaimana dan untuk apa fisika itu dipelajari, maka gue semakin tertarik ama pelajaran fisika.

Ternyata fisika itu adalah ilmu yang bisa diterapkan dimana saja. Tidak hanya dalam bidang fisika itu sendiri, bahkan untuk semua ilmu alam dan tidak hanya itu, fisika bahkan mulai memasuki dan bercampur baur dengan ilmu fisika ini. LOH?! APA MAKSUDNYA FISIKA BISA DITERAPKAN DI ILMU SOSIAL?! GAK NYAMBUNG...!!! Eiitttsss.... tunggu dulu... (:P) loe semua pade kemane aje brooo? Hari genee ilmu cuman gitu-gitu doang? Sekarang tuh jamannya multidisiplin sains! Apaan tuh multidisiplin sains?

Multidisiplin sains/sains multi disiplin tuh adalah sains yang saling berhubungan antara satu yang lainnya, misalnya biofisika, kimia fisika, biokimia dan lain-lain. Biasanya memang sains multi-disiplin tuh hanya berkisar pada ilmu-ilmu yang satu golongan aja seperti golongan IPA ya sama IPA juga, IPS ya IPS juga. Tapi sekarang tuh IPA dan IPS bisa saling berhubungan loh, terbukti dengan adanya ekonofisika, gabungan antara ekonomi dengan fisika yang dipopulerkan di Indonesia oleh seorang fisikawan Prof. Yohanes Surya. Ekonofisika itu sendiri biasanya diaplikasikan pada perhitungan harga saham dan sebagainya. Masih banyak lagi multi-disiplin yang berhubungan dengan fisika yang dapat diaplikasikan dengan IPS.

Yapppsss, itulah sepengetahuan gue soal Fisika... (^_^) ternyata fisika tuh bisa diterapin dimana aja, tidak hanya secara teoritis namun secara praktek langsung juga bisa.

Jujur...gue emang orangnya PALING gak bisa benci sama seseorang yang udah bikin gue nyeri HATE, kalau kesel sih iya cuman kalau benci paling gak bisa, entah kenapa pula Tuhan menciptakan sang RADEN MUHAMMAD HADI SURYO S. ini menjadi orang yang paling sabar dan paling di dunia (cieelaa... lebay gitu :P)

Tapi, yaaa mau gimana lagi ya beginilah diriku sekarang, seseorang yang TERLALU BAIK dan TERLALU SABAR sama orang lain, tapi gak pernah peduli sama perasaan diri sendiri, kurang egois, terlalu mementingkan urusan orang lain padahal diri sendiri aja susah ngurusnya... (T.T)

Tapi, apakah hal ini gue jadiin sebagai penghambat gue belajar? Apakah hal ini gue jadiin alasan buat nangis-nangis di hadapan semua orang untuk memohon kepada mereka agar lebih sensitif sama perasaan gue?(gak banget deh!!!) Apakah hal ini gue jadiin sebagai alasan buat gue untuk menjadi seorang yang sosiophobia? Tentu aja nggak...! Ini hidup gue dan gue berhak mengatur hidup gue mau kayak gimana adanya, asalkan hal itu masih dalam batas-batas etika yang ada pada masyarakat, toh hal itu sah-sah aja bagi gue dan mungkin adil secara sosial, bener kagak?!

Gue berhak menjadi apa yang gue mau, dan gue berhak ngerubah hidup gue ke arah yang positif dan berprestasi, walaupun begitu gue tetep mentolerir kritik mereka terhadap gue dan gue hargain jasanya atas "HINAAN"nya terhadap diri gue karena hal itu cukup membantu juga... ^_^

Yapsss, terkadang musuh bukanlah sebagai penghambat kita dakam berprestasi, tapi bahkan sebagai SAHABAT PALING BAIK DAN JUJUR dalam mengkritik diri kita, walau terkadang biasanya kita keburu naik pitam bila misalnya udah berurusan ama musuh, apa lagi musuh bebuyutan :P

Yah, bicara soal remaja tidak akan pernah lepas dari percintaan remaja. Tentu semua remaja telah mengalaminya, bukan? Ya, hampir seluruh remaja di Dunia termasuk Indonesia mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan remaja itu sendiri yang biasa kita sebut sebagai “Pacaran”.

Pacaran, bukan hal yang lazim lagi di kalangan remaja saat ini. Mulai dari berbagai jenjang pendidikan mereka. Mulai dari Anak-anak kuliah sampai SMP (bahkan anak SD pun mulai mencoba-coba). Mulai dari tingkatan remaja awal sampai remaja akhir, rata-rata mereka sudah mempunyai ‘pacar’. Macam-macam pula remaja mengekspresikan rasa cintanya pada sang ‘pacar; dengan berbagai cara. Mulai dari yang biasa sampai yang tidak bisa diterima secara moral karena perbuatan mereka telah melanggar ketentuan norma yang ada. Salah satu cara yang merupakan cara yang paling tidak diterima di kalangan masyarakat adalah seks bebas.

Seks bebas merupakan cara mengekspresikan cinta yang paling melanggar norma-norma masyarakat. Seks bebas juga merupakan suatu hal yang “Anehnya” mulai dianggap hal yang biasa bagi beberapa remaja di Indonesia. Mengapa? Hal ini tidak terlepas dari media-media massa/elektronik, westernisasi (kebarat-baratan) atau pun salah pergaulan. Mereka yang kurang pendidikan agamanya atau mereka yang kurang terdidik moral nya dan lebih sering melihat atau menonton acara-acara yang dianggap menjadi dasar dari perbuatannya, seperti sinetron atau film, tentu saja hal ini akan membentuk perilaku remaja yang cenderung tersesat dalam pergaulan nya atau lebih bisa lebih buruk lagi.

Pendidikan seks di kalangan remaja tampaknya belum terlihat realisasi nya, terbukti dengan banyaknya kasus tentang kehamilan di luar nikah atau penyakit menular seperti HIV/AIDS dan sebagainya. Memang tidak semua remaja harus diberi pengarahan tentang hal ini karena mereka seharusnya sudah dapat berpikir secara matang tentang nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakatnya. Namun, sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa remaja cenderung labil dalam emosi dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki mereka masih belum bisa membuat remaja itu menentukan tindakannya secara benar. Hal inilah yang menyebabkan seks bebas di kalangan remaja semakin memburuk. Tentu masih banyak penyebab-penyebab remaja cenderung melakukan seks bebas.

Haruskah kita biarkan hal ini tetap terjadi? Haruskah budaya yang seperti ini menghancurkan remaja-remaja atau pemuda-pemuda negeri ini? Tidak! Lalu bagaimana caranya membimbing para remaja agar tidak tersesat dalam pergaulan bebas? Ini beberapa cara yang dapat dilakukan baik pihak sekolah, lingkungan, keluarga, juga remaja itu sendiri untuk sebagai ‘pencegahan dini’ dari pergaulan bebas remaja:

1. Perlunya kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah mengenai pendidikan moral anak mereka. Hal ini tentunya akan membuat pihak sekolah lebih ketat dalam urusan moral para siswa nya.
2. Keaktifan dari para guru BP/BK/P2S untuk mencegah dan mengajarkan moral dan etika kepada para siswa nya dan memberi peringatan yang keras kepada mereka agar tidak mengulangi nya lagi.
3. Perlu adanya kedekatan para orangtua dengan anak-anak mereka sehingga terjalin suatu hubungan yang baik di mana anak-anak mereka dapat menuruti nasihat serta perintah dan jujur dengan orangtua mereka sendiri.
4. Perlunya pengawasan atas media yang di tonton oleh para orangtua terhadap anak mereka. Hal ini sangat penting karena media saat ini merupakan acuan para remaja(anak-anak mereka)dalam mencari trend.
5. Untuk para remaja, kalian harus lebih selektif dalam mencari kelompok bermain yang baik. Bukan berarti hal ini akan membuat pergaulan kalian menjadi kaku, namun hal ini dapat membuat kalian jauh dari pergaulan yang salah. Ekspresi kan kecintaan kalian dengan sang ‘pacar’ dalam hal yang positif. Bisa dalam bentuk inspirasi dalam membuat novel atau cerpen dan lagu. Hal ini akan membuat kalian lebih produktif dan itu tentu bermanfaat bagi kekreatifan kalian.

Masih banyak lagi yang dapat dilakukan sebagai pencegahan dini dalam menanggulangi pergaulan bebas. Semoga bermanfaat.

Siapa sich yang gak tahu ama pelajaran fisika? Wuiiihhh…yang bakalan kebayang di ingatan kita adalah rumusnya yang seabreg! Saking banyaknya rumus sampai pingsan juga gak bakalan hafal, sehingga jadi malas belajar fisika dan takut dengan fisika. Yah… begitulah gambaran kita tentang fisika yang kita pelajari mulai sejak SMP. Kadang ada yang bertanya seperti ini, “kok bisa ada sih yang namanya fisika?” Terkadang tidak terbayang bahwa ada orang yang “mau menghabiskan waktu” mereka untuk mempelajarinya atau bahkan menyukai pelajaran ini.

Tapi, dibalik semua paradigma remaja tentang pelajaran fisika yang menakutkan dan cukup menyiksa otak kiri dan kanan, ternyata banyak sekali prestasi yang diraih dari mata pelajaran ini. Tidak hanya secara nasional namun secara internasional! Sebagian dari kita mungkin tahu tentang betapa banyaknya prestasi yang diraih oleh TOFI, Tim Olimpiade Fisika Indonesia. Banyak medali yang diraih oleh anak-anak bangsa mulai dari perunggu sampai emas. Mereka jelas sangat bangga dengan hasil kerja keras mereka, mempelajari fisika yang jelas terkenal dengan kerumitan nya. Kok mereka bisa ya? Itu karena mereka menyukai fisika dan menikmati pelajaran tersebut.

Mungkin ini bukanlah hanya masalah kemampuan otak saja dalam menerima pengajaran yang ada, namun sikap kita akan ilmu yang dipelajari. Misalnya, andaikan kita membenci suatu mata pelajaran seperti fisika contohnya, kita tidak akan bisa mengerjakannya karena otak kita secara otomatis akan merespon dengan respons yang negatif ke tubuh kita, sehingga kita tidak akan bisa menerima pelajaran kimia dengan baik. Hal ini berlaku bagi semua pelajaran yang kita benci.

Jadi gimana caranya dong? Ada beberapa tips bagi kalian agar kalian bisa mempelajari pelajaran dengan mudah:

1. Menikmati apa yang diajarkan kepada kalian, dengan begitu kalian pasti bisa dengan mudah mengerjakannya
2. Menyukai pelajaran tersebut sebagaimana kamu menyukai makanan! Ya, ilmu seperti makanan yang akan mengisi otak kalian hingga kamu mengerti apa yang dipelajari.
3. Menyukai guru yang mengajarkannya kepada kalian. Misalnya kalian membenci guru fisika, kalian harus menyukai nya, hal ini sangat memengaruhi semangat kalian dalam belajar bersama guru tersebut.
4. Afirmasi, yakni kalian harus yakin bahwa kalian pasti bisa menguasai pelajaran tersebut. Hal ini akan mempengaruhi otak untuk berfikir positif dan secara otomatis kalian akan dapat menguasainya dengan mudah.

Masih banyak lagi tips agar kalian bisa menikmati dan menyukai pelajaran tersebut dan akhirnya menguasainya dengan mudah, termasuk fisika.

Sekian dari saya, semoga tulisan ini dapat membantu kalian untuk mengatasi kebencian kalian dengan pelajaran yang kalian benci (termasuk fisika).

Bangsaku adalah bangsa yang besar, tapi mengapa budaya negeriku diambil orang?

Bangsaku adalah bangsa yang hebat, tapi mengapa kita derendahkan negara tetangga?

Bangsaku adalah bangsa yang berlandas kan hukum, tapi mengapa banyak masyarakatnya tidak tahu hukum?

Bangsaku adalah bangsa yang demokrasi, tapi mengapa harus berdemo dengan kekerasan untuk menyampaikan aspirasi?

Bangsaku adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, tapi mengapa banyak yang malas memajukan bangsa ini dan melupakan cita-cita pejuang bangsa ini?

Bangsaku adalah bangsa yang berisi orang-orang cerdas, tapi mengapa tidak ada yang mengenal mereka?

Mengapa bangsaku seperti ini? Bukankah kita bangsa yang besar? Bukankah kita bangsa yang hebat? Bukankah kita bangsa yang berlandas kan hukum? Bukankah kita adalah bangsa yang demokrasi? Bukankah kita bangsa yang menghargai pahlawan? Bukankah kita bangsa yang berisi orang-orang cerdas?

Lantas Mengapa harus seperti ini?

Pemuda-pemuda Indonesia…Bangkitlah!
Bukan saatnya kita bersandar punggung dan hanya berangan kosong!
Bangsa ini membutuhkan kalian!
Bangsa ini membutuhkan bantuan kalian!
Bangsa ini membutuhkan kemampuan kalian!
Sudah saatnya pemuda Indonesia berpartisipasi dalam kemajuan bangsa ini!
Agar macan Asia kembali mengaum kan kebesarannya!

http://indonesianyouthconference.org/blog/862/mengapa-harus-begini/