- Anyone who keeps the ability to see beauty never grows old.
- Believing in progress does not mean believing that any progress has yet been made.
-Franz Kafka
Bila dilihat, globalisasi merupakan suatu hal yang akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Dengan seiring berjalannya waktu, dengan banyaknya kemajuan di berbagai bidang seperti di bidang pendidikan dan teknologi informasi membuat gelombang globalisasi tidak terelakkan lagi. Hal ini sebenarnya tidak perlu dihiraukan bila kita dapat menseleksi secara benar apa-apa yang datang melalui gelombang globalisasi, misalnya saja budaya asing. Hanya saja terkadang masyarakat kita tidak terlalu memperdulikan akan budaya-budaya asing yang datang itu. Kita lebih cenderung menerimanya begitu saja dan tidak peduli akan akibat dari globalisasi tersebut.
Perlu diingat bahwa globalisasi tidak selalu memberi dampak positif bagi setiap bangsa yang terkena "badai" gelombang globalisasi, seperti kemajuan dalam bidang pendidikan dan terknologi. Banyak juga dampak negatif yang harus dihindari dan dicegah, seperto budaya asing yang meracuni pikiran-pikiran anak muda sekarang, contohnya saja seperti pacaran, pergaulan bebas dan lain sebagainya.
Budaya juga terancam oleh globalisasi, karena banyak nilai-nilai budaya yang hilang dan terancam musnah akibat dari globalisasi tersebut. Hal ini bisa jadi karena para pemuda mulai malas mempelajari dan menghayati budayanya sendiri dan melupakannya begitu saja lalu beralih ke budaya asing. Bila hal ini sampai terjadi secara berkelanjutan, mau dibawa kemana budaya-budaya kita nanti? Tidak heran kalau banyak budaya kita yang diduplikasi oleh bangsa lain. Tapi anehnya kita malah marah dan mengeluarkan sumpah serapah tanpa instropeksi diri. Sebenarnya siapa yang salah duluan?
Begitu pentingnya budaya bagi kita sebagai citra diri bangsa ini yang kaya akan budaya dan suku bangsa, seharusnya patut dijaga agar tidak musnah ditelan gelombang globalisasi. Kita juga tidak bisa menolak globalisasi karena tanpanya, kemajuan tidak akan tercapai. Yang penting adalah bagaimana caranya kita bisa bersikap menerima globalisasi yang datang menerpa.
Liburanku...!!! Hilang oleh angin...!!! T.T uhuuu....
Yahhh beginilah nasib bila sudah banyak tugas mengejar, mana bentar lagi liburan habis. Ngabisin waktu dengan riset dan berbagai proyek, WTF T.T .
Tapi, ya sudah lah... anyway, my blog not active for a long time. So, I must start it again. Seperti kata pepatah, "Apa yang telah kau mulai, harus kau selesaikan!". So aku harus bertanggung jawab atas sepinya blog ini sehingga tidak memberi manfaat kepada agan-agan, para surfer dunia maya, dan para blogger.
Rencananya blog ini bakal di rehab ma gue habis-habisan, yeah... soalnya gara-gara kebanyakan flash dan javascript makanya jadi lemot klo misalnya masuk ke salah satu artikel/postingan. Hufftt kerja berat...
Mulai saat ini gue janji, stidaknya dalam satu minggu gue bakal nge-posting artikel minimal 1 dalam 3 hari, biar Rame...!!! :D
Ok lah, bagi kalian yang sedang menikmati liburannya, selamat menikmati aja,,,
GANBATTEKUDASAI...!!! T.T
Ditulis oleh : R.M. Hadi Suryo S.
Siswa Sekolah Menengah Atas Al-Ma’soem Sumedang-Jatinangor, Jawa Barat
Sekolah, sebagai lembaga sosial yang mendidik dan menempa para penerus masa depan bangsa ini, sudah seharusnya mereka diberi suatu pengetahuan mengenai lingkungan hidupnya. Selain sekedar memperkenalkan kepada mereka mengenai lingkungannya serta berbagai etika dan norma mengenai lingkungan sejak dini serta berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, juga seharusnya siswa-siswi didik untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang dipelajarinya di sekolah agar selain meningkatkan kreatifitas dikalangan siswa-siswi, juga agar ilmu yang mereka dapat juga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini lah yang seharusnya dilakukan sekolah, yaitu mengajarkan mereka ilmu pengetahuan aplikasi berbasis dari lingkungan (applicated science based from environment).
Ilmu pengetahuan berbasis dari lingkungan (applicated science based from environment) yang dimaksud adalah pengetahuan yang mengajarkan kepada siswa-siswi mengenai lingkungan dan pemanfaatannya. Tidak hanya sekedar teori yang sering diajarkan pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di sekolah-sekolah, tetapi juga bagaimana siswa-siswi ini dapat mengaplikasikan ilmunya itu untuk membuat sesuatu dari daya kreativitas mereka, dan tentunya sekolah lah yang sangat berperan dalam mengajarkan hal ini sebagai lembaga pendidikan atau lembaga pengkaderan calon para intelek muda pembangun bangsa. Namun, saat ini masih sangat sedikit sekali sekolah-sekolah yang mengajarkan hal tersebut, bahkan tak jarang PLH itu terkesan membosankan karena yang dipelajari oleh siswa hanya sekedar teori, bukan aplikasi atau semacam praktikum dan sejenisnya yang harusnya dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajarinya.
Seharusnya sekolah mengantisipasi hal ini, melakukan berbagai inovasi yang dapat membangkitkan kemauan dan motivasi siswa-siswi dalam mempelajari, mengaplikasikan, dan ikut serta dalam pelestarian lingkungannya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh sekolah, seperti membuat ekstrakurikuler yang mengajarkan tentang mengaplikasikan ilmu PLH tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengajarkan siswa bagaimana mengelola limbah yang ada di sekitar lingkungan sekolahnya, tentu saja ini akan berdampak positif baik bagi sekolah maupun kepada para siswa-siswi mereka. Mengapa? Dengan begitu sekolah akan bersih dari sampah-sampah yang berserakan di sekitar lingkungan sekolahnya. Juga bagi para siswa, hal ini juga dapat menjadi lahan mereka untuk mengembangkan bakat dan keahliannya dalam membuat suatu karya yang berguna tidak hanya baginya, juga bagi lingkungannya. Hal ini juga dapat menjadi lahan bagi siswa untuk berprestasi. Banyak lomba yang diadakan mengenai pengelolaan atau pemanfaatan limbah saat ini, jadi dengan begitu siswa semakin terpacu untuk mempelajari serta mengaplikasikannya.
Selain bermanfaat untuk memajukan pendidikan sekolah dan mengembangkan kreativitas siswa-siswinya, tentunya juga banyak sekali peluang usaha yang dapat dihasilkan melalui aplikasinya dalam pengelolaan limbah itu sendiri, baik bagi sekolah maupun siswa. Bagi sekolah, hal ini bisa menjadi peluang mereka untuk membentuk sekolah yang mandiri atau mendapatkan dana untuk melakukan pembangunan tertentu tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah, hal ini khususnya bagi sekolah yang terletak di pedalaman-pedalaman atau desa-desa terpencil. Mereka tidak dapat selamanya mengharapkan dan menunggu bantuan dari pemerintah berupa uang atau apapun yang dapat membantu pembangunan sekolah, mereka harus melakukan usaha sendiri secara mandiri agar sekolah tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Contoh, sekolah tersebut dapat menjual hasil kebun yang dibuat dan dirawat oleh pihak sekolah sendiri, hasil dari kebun tersebut dapat dijual sehingga dari hasil penjualan tersebut dapat membangun sekolah. Dengan begitu, sekolah tersebut dapat membangun dirinya, inilah yang dimaksud dengan sekolah mandiri.
Sedangkan bagi para siswa-siswi, mereka juga dapat mengaplikasikan ilmunya untuk membuat suatu lapangan usaha yang tentunya dapat mendatangkan penghasilan bagi mereka sendiri. Contohnya sangat banyak sekali di masyarakat luas, seperti mereka dapat memanfaatkan limbah parit untuk membuat semacam bahan bangunan, atau limbah plastik seperti sedotan yang dapat dibuat menjadi bungan mainan atau apa saja tergantung dari kreativitas mereka sendiri. Hal ini juga tentunya dapat menarik tenaga kerja bila usaha tersebut cukup besar dan tentunya hasil buatan mereka memiliki nilai jual yang lumayan besar. Dengan begitu, siswa-siswi dapat mencoba berwirausaha sendiri.
Peranan Pemerintah Kita
Seharusnya pemerintah kita ikut berperan dalam memberi dukungan serta bantuan baik moril maupun materil bagi sekolah-sekolah di Indonesia dalam meningkatkan mutu pembelajaran ilmu pengetahuan aplikasi berbasis lingkungan ini. Apa lagi hal ini juga dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Walaupun sekolah-sekolah di Indonesia mungkin sudah melakukan pembelajaran ilmu pengetahuan aplikasi berbasis lingkungan tersebut, namun tanpa dukungan pemerintah tentu saja hal ini akan madeg pada akhirnya. Maka dari itu, peranan pemerintah sangat penting bagi berlangsungnya ilmu pengetahuan tersebut.
Duhhh udah lama banget gak ngurus ini blog....!
Pesimisme Menghancurkan Bangsa
“Aku malu menjadi masyarakat Indonesia”
“Apa? Memangnya bisa apa negara kita? Kayaknya gak mungkin deh bangsa kita bisa membuat mobil”
“Apa sih yang Indonesia punya? Negara ini tuh memang cuman bisa impor doang”
Masih banyak lagi kata-kata yang penuh dengan pesimisme yang kadang-kadang, sadar maupun tidak diucapkan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Aneh? Tentu saja aneh! Apa kata dunia kalau suatu bangsa yang besar ini, masyarakatnya begitu pesimis terhadap bangsanya sendiri?
Sungguh, hal ini tentu bukanlah sifat nasionalisme bangsa kita, yang bangga akan bangsanya sendiri dan berbagai aspeknya, juga turut andil dalam pembangunan untuk mencapai tujuan bersama. Ini lebih ke kejatuhan mental masyarakat bangsa kita dalam menghadapi kerasnya persaingan global. Seharusnya, kita harus bertindak dan turut andil dalam hal kemajuan bangsa juga memperjuangkan cita-cita bersama, bukannya malah pesimis dan mencemooh bangsa sendiri.
Memang, bangsa kita mungkin belum memperlihatkan perkembangan yang berarti dalam berbagai hal/sektor, baik dari bidang ekonomi, sosial-budaya, pendidikan dan lain-lain. Namun, bukan berarti kita sebagai masyarakat hanya bisa memendam rasa kecewa, malu, maupun pesimis. Kalau pun ada, mengapa kita tidak menjadikannya sebagai bahan introspeksi kita dalam menjadikan bangsa ini lebih baik?
Pesimisme bukanlah suatu hal yang patut ada dalam diri kita masing-masing, yang perlu ditanamkan dalam diri kita adalah sifat OPTIMISME. Ya! OPTIMIS terhadap bangsa sendiri! Optimis akan perkembangan bangsa kita sendiri! Optimis lah bahwa suatu saat, bangsa kita akan mampu menjadi bangsa yang besar dan disegani. Mari mulai sekarang kita tanamkan pada diri kita sifat OPTIMIS!
link: http://shout.indonesianyouthconference.org/article/hadimaster/2132-pesimisme-menghancurkan-bangsa/
Di Indonesia ini, banyak sekali hal lucu, termasuk suatu pernyataan yang cukup populer namun bagi saya hal ini terdengar begitu menggelikan, yaitu: Saya malu menjadi orang Indonesia. Entah mengapa ada beberapa orang yang menyebutnya begitu lantang dan tak malu pula menyatakan dirinya malu menjadi orang Indonesia, sungguh pernyataan mereka sendirilah yang memalukan!
Ya, memalukan! Kalau memang malu menjadi orang Indonesia, mengapa tidak membuat dirinya sendiri bangga dengan cara berprestasi atau melakukan hal yang berguna bagi bangsanya? Bukankah itu akan meningkatkan rasa kepercayaan diri menjadi orang Indonesia? Terkadang kita terlalu sibuk berkata-kata tapi sedikit bergerak, bagaimana bangsa ini mau maju bila hanya gini-gini aja masyarakatnya? Hanya bisa bilang malu, tapi tidak melakukan apa-apa untuk menghilangkan rasa malunya. Sama saja bohong! Omong kosong tak bermutu!
Seharusnya kita bisa melakukan hal yang terbaik buat bangsa ini agar tidak ada lagi kata-kata "malu" menjadi orang Indonesia, contohnya yaitu mencoba berprestasi dalam berbagai hal, terutama dalam kancah Internasional. Hal ini sangat penting karena menyangkut pada harga diri masing-masing orang juga rasa nasionalisme masing-masing individu. Andaikan kita dapat melakukan hal yang cukup berarti bagi bangsa dan negara ini, tentu kita-kita juga yang bangga untuk menjadi "Orang Indonesia". Bukan hanya berkata "malu" saja tanpa melakukan sesuatu yang dapat memperbaiki citra diri kita sebagai masyarakat Indonesia.
Mungkin bagi beberapa dari kita perlu merasa "Enjoy" menjadi orang Indonesia, tidak selalu terpuruk pada rasa malu saja. Enjoy sajalah kita sebagai masyarakat Indonesia, jangan terlalu memikirkan berbagai aib bangsa ini yang tak kunjung tertutupi, seperti korupsi, terorisme dan lain-lain, karena hal itu hanya menambah buruk kepercayaan diri kita saja. Tetaplah Enjoy, agar kita tidak merasa terkucilkan oleh rasa malu, tapi jangan pula terlalu Enjoy karena hanya akan menimbulkan sifat terlalu cuek nantinya.
Suatu hal yang perlu dilakukan bagi masyarakat mungkin bersikaplah Enjoy terhadap apa yang terjadi, tidak terlalu menganggapnya sebagai aib bagi mereka sendiri sehingga merasa malu menjadi masyarakat Indonesia, tapi tidak lupa untuk bersikap aktif dan berpartisipasi dalam memajukan bangsa sendiri. Itulah yang kita semua inginkan! Kebanggaan atas bangsa sendiri, bukan bangga yang masyarakatnya terlalu terpuruk dengan rasa malu.
"The important thing is not to stop questioning. Curiosity has its own reason for existing."
"Education is what remains after one has forgotten everything he learned in school."
-Albert Einstein
Jika kita berfikir tentang apa itu politik, maka kita akan mendapati pengertian yang tidak jauh beda dari pandangan umum: Cara, siasat, atau strategi bertindak untuk menghadapi dan menangani suatu masalah, atau ada yang bilang bahwa politik itu "busuk". Sebenarnya masih banyak lagi pengertian dari politik itu sendiri, baik secara filsafat maupun secara ilmunya langsung, yang positif maupun yang negatif. Namun tentu saja tidak setiap orang memiliki pemikiran yang terlalu umum itu, kebanyakan dari mereka adalah yang mampu menggunakan pemikiran mereka secara mandiri tanpa terlalu mengikuti aliran politik tertentu, atau ide dari satu orang yang belum tentu juga benar. Dan yang tentunya sangat aktif berfikir diantaranya adalah para pemuda. Pemuda lah yang memiliki potensi untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Merekalah para pemuda yang menjadi tumpuan bangsanya untuk melanjutkan nasib bangsanya ini. Mengapa harus pemuda? Karena memang yang muda lah yang harusnya memiliki ketertarikan berpolitik yang kuat, selain karena para pemuda bila dibandingkan para tetua lebih memiliki pemikiran yang cukup kritis dan berkembang lebih maju dibanding yang lain juga mereka lah calon pemimpin masa depan bangsa ini.
Mungkin beberapa orang berpendapat bahwa orang-orang muda selalu relatif apolitis atau tidak mempunyai ketertarikan untuk berpolitik. Secara psikologis ini adalah bagian dari proses pematangan, banyak yang menyetujui hal ini. Banyak juga yang berpikir bahwa pemuda harus mulai masuk ke kehidupan dewasa yang relatif apatis terhadap politik, karena mereka belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem politik. Selain itu, banyak orang akan mengatakan, pemuda tidak memiliki pengalaman yang layak dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk membuat kontribusi yang layak untuk politik. Tapi semua ini tentunya bisa dirubah asalkan adanya kemauan dari dirinya sendiri dan orang sekitar yang kiranya dapat membimbingnya.
Bagaimana caranya? Ya tentunya melalui berbagai tahap tertentu agar pengenalan pemuda itu sendiri terhadap politik tidak nyeleneh. Pertama, hal yang harus dilakukan dalam pengenalan terhadap pemuda itu sendiri adalah melalui agen sosialisasi paling pertama, yaitu keluarga. Hal ini dikarenakan bahwa pada dasarnya setiap orang terlahir di dunia ini pasti lebih dulu bersosialisasi dengan keluarga, dan di dalam keluarga itu juga dia akan mulai belajar tentang apa itu keluarga, siapa saja anggotanya dan siapa pemimpin keluarga tersebut. Tentunya di dalam keluarga juga diajarkan apa itu otoritas dan peraturan di keluarganya juga kebebasan dalam memilih layaknya demokrasi. Setelah agen sosialisasi keluarga baru setelahnya mulai ke teman bermain/teman sebaya, lalu sekolah/pendidikan dan media massa.
Yang kedua, yang paling penting dalam pengenalan politik kepada orang-orang muda adalah dengan memberi mereka pengertian politik secara lebih jauh dan mencoba mengembangkan pemikiran kreatif mereka untuk membentuk pengertiannya sendiri tentang politik. Selama ini para pemuda atau siswa di sekolah-sekolah pada umumnya tidak terlalu dikembangkan pola pikirnya secara matang mengenai politik atau teori-teori politik oleh para pengajar atau pembimbing. Biasanya mereka hanya disuruh menghapal tanggal bersejarah, nama tokoh dan teori-teori tertentu yang tidak terlalu penting, padahal andaikan mereka dikembangkan cara berfikirnya, seperti mengkritisi suatu teori atau berargumen dengan pemikirannya sendiri dan memberikan solusi untuk suatu problem solving tertentu. Jika pemuda dididik dengan cara yang sekarang, saya khawatir akan muncul beberapa budaya politik pada para pemuda yang cenderung parokial, tidak peduli dengan politik. Padahal sebagaimana yang kita tahu, bahwa peran pemuda sangat besar dalam kemajuan bangsa ini. Apa jadinya jika para pemuda tidak terlalu berpartisipasi dalam berpolitik? Jika hal ini sampai terjadi, maka pemerintahan akan dipegang oleh orang-orang bodoh sebagaimana kata Plato. Maka dari itu, agar tidak terjadi hal seperti itu, alangkah lebih baiknya pengenalan terhadap politik harus harus lebih melibatkan proses berpikir yang baik, bukan sekadar mengenal saja.
Ya, kira-kira begitulah pandangan saya sebagai pelajar biasa memandang berbagai persoalan negeri ini yang tak kunjung selesai, bahkan semakin di per parah dengan kehancuran etika dan moral yang terekspose di berbagai media, baik media massa maupun media elektronik. Sejak dimulainya skandal Bank Century sampai skandal suporter tim nasional Indonesia yang nekat melompati pagar pembatas lapangan di menit terakhir pertandingan Indonesia melawan Oman di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ditambah lagi dengan kelakuan para politisi kita, sebagaimana dapat kita lihat di televisi-televisi, perseteruan antara Ruhut Sitompul dan Gayus yang mulai kacau ketika ada kata 'Brengsek' yang keluar dari mulut Ruhut itu sendiri. Sungguh, hal ini menandakan bahwa negara kita memang krisis moral dan etika.
Kita tahu, negara kita terkenal dengan keramah-tamahannya di seluruh dunia, terkenal dengan murah senyumnya. Tapi sungguh ironi jika melihat beberapa kasus tadi, kita malah justru (hampir) kebalikan dari seluruh pernyataan itu, bahwa kita adalah masyarakat yang ramah-tamah? Bukankah kita seharusnya menyadari hal ini? Mengapa kita justru melenceng? Inilah yang harus di perbaiki dalam kehidupan masyarakat kita, moral dan etika.
Apa itu moral dan apa pula itu etika? Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan, sedangkan Etika sendiri sebagai bagian dari falsafah merupakan sistim dari prinsip-prinsip moral termasuk aturan-aturan untuk melaksanakannya. Moral dan etika pada hakekatnya merupakan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menurut keyakinan seseorang atau masyarakat dapat diterima dan dilaksanakan secara benar dan layak. Dengan demikian prinsip dan nilai-nilai tersebut berkaitan dengan sikap yang benar dan yang salah yang mereka yakini. Dari hal ini kita bisa mengetahui bahwa moral dan etika saling berhubungan satu sama lain. Moral adalah perbuatan dan etika lah yang mengaturnya, namun jika tiada etika di dalam suatu masyarakat maka akankah moral masyarakatnya akan baik? Tentu tidak! Hal itulah yang harus diperhatikan, yaitu penataan ulang etika secara benar di masyarakat itu sendiri, dengan penanaman nilai-nilai ideologi bangsa juga nilai-nilai agama.
Mungkin yang kita persalahkan tidak hanya seseorang atau individu tertentu ataupun sekelompok orang, tapi mungkin juga budaya di Indonesia itu sendiri yang lebih cenderung ke budaya konflik. Ya, budaya negara kita yang paling terlihat adalah budaya konflik, pikiran orang Indonesia dikuasi oleh budaya konflik dan ingin untung sendiri. Kita lebih tahu cara, teknik, dan strategi berkonflik untuk keuntungan diri sendiri ketimbang cara dan strategi berkolaborasi atau bekerja sama dengan pihak lain. Seperti itulah yang terjadi diantara Ruhut dan Gayus, mereka sepertinya tidak mampu menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan yang mereka bisa hanyalah saling berargumen dan debat kusir berkepanjangan. Sungguh disayangkan jika wakil rakyat bersikap seperti itu karena jika melihat tingkah wakil rakyat yang 'kekanak-kanakan' itu, tidak heran jika masyarakatnya sendiri bersikap demikian juga. Hanya tahu berkonflik tanpa bisa berkolaborasi. Ini tidak boleh dibiarkan! Harus dirubah sesegera mungkin!
Seks di luar nikah (free sex) tidak dibenarkan dalam norma kehidupan, baik agama maupun norma sosial. Tetapi pada kenyataannya kasus hubungan seks pra nikah makin meluas di kalangan remaja.
Perasaan sudah beberapa hari berlalu gue gak membuat tulisan terbaru, ya mau gimana lagi, waktu itu lagi gak ada inspirasi (T.T) huhuhu... Padahal udah berbagai cara gue lakuin dari baca koran SINDO ampe minum kopi ABC masih aja gak ada inspirasi yang bisa dijadikan semacam tulisan di blog gue yang gak laku ini (T.T) makin gak laku deh... TIIDAAAKKKKK.....!!!!!!!
Ehm, ehm, stop curhatannya. Gue nulis tulisan ini bukan untuk curhat, tapi untuk memberikan semacam tulisan yang bermutu dan tentunya bermanfaat, informatif, inspiratif, bla, bla, bla, bla.... udah selesai? Oke mari kita mulai saja. Let's begin from now.
Oke, kali ini gue akan ngebahas soal remaja jaman sekarang. Basi? Ya jelas basi lah, topik seperti ini udah terlalu sering di bicarain dan di omongin dimana-mana jadi udah gak seru lagi. Udah tau gitu napa loe masih nulis ini topik? YA TERSERAH GUE DONG! BLOG BLOG GUE LOE YANG REPOT! Ehm, ehm maaf rada emosi, lagi sensi soalnya (^_^). Baiklah, tulisan ini merupakan pengalaman gue kemarin saat gue ama temen gue nih (sebut aja namanya si B) pergi ke Bandung, rencananya sih ngebantuin dia ngebuat proyek gitu, dan rencananya juga bakal ngajak temen ceweknya (note:bukan pacarnya, just friend :) ) sebut saja namanya si C. Well, awalnya sih gue pandang nih cewe ya gak jauh-jauh seperti anak-anak remaja sekarang: cool, trendi dan tentunya... cantik (^_^). Tapi setelah mengenal jauh ni cewe, gue kaget banget setengah sadar :D !
Kenape kaget broo? Hmmm gini, yang bikin gue kaget adalah cara dia berbicara dan pemikirannya yang tau dengan hal-hal 'dewasa'.
Apa itu yang loe maksud hal-hal 'dewasa'? Pikir aja sendiri! :P
Oke, lanjutGAN! Setelah gue telusuri seperti apa dia dan bagaimana dia bergaul dengan teman-temannya, gue mendapat beberapa fakta berikut:
- Dia sudah pacaran sebanyak 4 kali, dan dia juga pernah melakukan kiss M2M* dengan keempat-empatnya! :O
- Dia mengetahui dengan jelas (banget) apa itu seks dan dia ngomongnya blak-blakan persoalan yang kayak gitu, hmm gak biasa aja sih pastinya ngedenger yang kayak gitu dari cewe yang masih SMA,
- Yang satu ini dirahasiakan karena takutnya tulisan ini terlalu subjektif. :)
- Pergaulan mereka cukup bebas, mereka biasanya memang memiliki kecenderungan terlalu bebas dalam berekspresi dalam hal apapun termasuk dalam urusan mode,
- Mengingat cara si C berpacaran, gimana dengan teman-temannya? Hmm kemungkinan bisa lebih buruk atau sebaliknya. Gak semua cewe suka dengan hal yang kayak gitu kan,
- Pemikiran mereka rata-rata sudah cukup dewasa (bahkan terlalu dewasa) namun kepribadian mereka yang kekanak-kanakan justru dapat mempengaruhi mereka jatuh dalam hal-hal yang negatif, contohnya aja pergaulan yang rada bebas menurut gue ya karena mereka memiliki kepribadian dewasa-kekanak-kanakan, yaitu mempunyai pemikiran yang dewasa namun tingkahnya seperti anak-anak.
KEEP AWAY FROM FREESEX AND DRUGS
Saat ini lagi hangat-hangatnya isu mobil mewah yang konon katanya diberikan kepada para pejabat pemerintah yang "Gak Jelas" kinerjanya seperti apa dan fungsinya buat apa. Entah mengapa pemerintah malah membuang-buang/menghambur-hamburkan APBN hanya untuk mobil mewah. Apakah ini ada pengaruhnya sama kinerja para pejabat itu sendiri?
Bagi saya semua itu hanyalah omong kosong alias bullshit! Membuang-buang APBN hanya untuk mobil mewah sungguh sebuah pemborosan! Coba bila kita pertanyakan, apakah ada korelasi antara mobil mewah dengan kinerja para pejabat negara kita? Tentu hal ini akan terdengar nonsense, gak masuk akal. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini terjadi karena perencanaan APBN yang buruk dan kurang terencana.
Hal ini jelas merupakan bentuk pengingkaran janji pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jilid II kepada rakyat untuk mendorong efisiensi belanja Negara di awal pemerintahannya. Bayangkan, harga satu mobil mewah yaitu berupa toyota crown royal saloon sebesar Rp 1,325 milyar akan dibeli sebanyak 80 unit, kalikan harga dari mobil tersebut dengan jumlah unit yang akan dibeli, maka dana yang akan dikeluarkan kurang lebih sebesar Rp 106 Milyar! Sangat besar! Itu semua masih belum ditambah dengan pajak yang dikeluarkan untuk membayar pajak mobil mewah tersebut.
Mengapa tidak membeli mobil yang murah saja? Bukankah fungsinya sama, yaitu mengantarkan mereka sampai tujuan? Sebenarnya apa yang dipikirkan pemerintah dengan pengadaan mobil mewah ini? Hal ini sangat perlu di pertanyakan kepada pejabat-pejabat bebal dan maruk itu. Mengapa harus mobil? Mengapa tidak mengucurkan dananya untuk hal yang lebih penting
Sejatinya, APBN digunakan sebesar-besarnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun faktanya digunakan untuk menggemukan birokrasi dan foya-foya pejabat dengan seribu alasan "good governance termasuk membeli mobil mewah. Hueekkk...! Bullshit!
Mungkin kita perlu sikapi ini dengan serius, kita tidak boleh berdiam diri saja dalam menanggapi hal ini atau hanya sekedar bersuara tapi gak ada aksi buat membuktikan semua omongannya. Kita harus turut campur dalam masalah ini, mau gak mau ya harus mau demi negeri ini dan seluruh komponen masyarakatnya. Semoga saja masalah atau issue seperti ini tidak terulang lagi.
Gak semua orang beruntung bisa menikmati liburan tahun baru ini selayaknya yang lain, yang bisa jalan-jalan atau traveling kemana-mana atau shopping-shopping di mall. Ya mungkin karena keterbatasan uang atau memang ada urusan yang lebih penting daripada liburan itu sendiri dan terpaksa mengisi liburan di rumah. Hmmm... (-_-') semua orang pasti setuju bahwa liburan di rumah itu gak ada asik-asiknya bahkan bisa dibilang useless, buang-buang waktu gak jelas, tapi ya harus bagaimana lagi bila itu memang terjadi pada diri kita? Hmmm tentunya pasti akan sangat merasa kesal sekali. Nah, maksud dari tulisan gue kali ini adalah bagaimana caranya agar kita bisa mendapat lebih menikmati liburan kita meski gak kemana-mana alias stay at home. OK, mungkin ini ada beberapa tips buat kalian yang mungkin tidak kemana-mana disaat liburan kali ini, diantaranya:
- Hmmm bagaimana dalam menyambut tahun yang baru ini kita merombak ruangan kita yang mungkin perlu di renovasi? Ya misalnya aja mendekorasi ulang kamar pribadi kalian atau mendekor ulang seluruh rumah (^_^). Misalnya merubah posisi beberapa furnitur sehingga tampak menarik. Mungkin dan pasti ada rasa capek tapi setidaknya ada sisi positifnya, yaitu kita memanfaatkan waktu libur kita yang berharga ini untuk melakukan kegiatan seperti ini.
- Bagi yang udah punya gebetan, apa salahnya kalau saling kirim SMS satu sama lain. Ya SMS kayak gimana lah sesuai sikon tentunya ( ^_^). Atau kalo bosen SMSan ya telpon-telponan, biasanya sih lebih asik telpon-telponan daripada SMSan.
- Bisnis! Nah, yang satu ini adalah hal yang sangat positif! Bingung mau bisnis apaan? Ya bisa aja kalian membuat semacam distro atau hal-hal yang kira-kira dapat dijual dan tentunya digemari oleh beberapa orang, ya inipun bagi yang punya modal cukup. Tapi ada satu hal yang mungkin tidak perlu mengeluarkan banyak uang, contohnya AdSense yang kini sangat digemari sebagai bisnis sampingan. Untuk penjelasan selanjutnya mengenai AdSense kalian bisa mencarinya lewat Google atau membeli buku tentang AdSense di toko buku terdekat.
- Tidur, ya ketika tidak ada hal yang menarik yang dapat dikerjakan untuk mengisi waktu liburan ya salah satu alternatifnya adalah tidur. Mungkin ini akan sangatttttttttt membosankan, tapi mau gimana lagi? Daripada gak ada yang bisa dilakuin... ( -_-') zzzzz.....